1. Bagaimanakah pengertian musafir, muqim dan mustauthin?
· Musafir adalah orang yang tidak ada tujuan bermukim lebih dari 4 hari. Golongan ini tidak diwajibkan sekaligus tidak mengesahkan sholatjum’at. Namun sah-sah sajaji kamelakukan sholat jum’at bersama penduduk setempat.
· Muqim adalah orang yang punya tujuan bermukim lebih dari 4 hari atau bahkan menetap sampai bertahun tahun, asalkan ada niat akan kembali ketanah kelahiranya. Golongan ini wajib melakukan sholat jum’at bersama ahli jum’at, akan tetapi keberdaanya tidak bisa mengesahkan sholat jum’at, karena keabsahanya mengikuti pada ahli jum’at (tab’an)
·Mustauthin adalah orang yang bertempat tinggal di tanah kelahiranya atau transmigrasi ditempat lain, serta tidak ada keniatan untuk kembali ketanah kelahiranya. Golongan ini wajib melakukan sholat jum’at sekaligus mengesahkan sholatjum’at.
2. Bagaimana hukumnya mengedarkan kotak amal ketika khutbah sholat jum’at?
Jawab :Hukumnyamakruhkarena, karena dapat mengganggu konsentrasi jama’ah mendengarkan khutbah.
حاشية الجمل على شرح منهاج الطلاب لسليمان بن عمر الجمل ج 2 ص : 36
( قَوْلُهُ : وَيُكْرَهُ الْمَشْيُ بَيْنَ الصُّفُوفِ ) لِلسُّؤَالِ وَدَوْرَانِ الْإِبْرِيقِ وَالْقِرَبِ لِسَقْيِ الْمَاءِ وَتَفْرِقَةِ الْأَوْرَاقِ وَالتَّصَدُّقِ عَلَيْهِمْ ؛ لِأَنَّهُ يُلْهِي النَّاسَ عَنْ الذِّكْرِ وَاسْتِمَاعِ الْخُطْبَةِ ا هـ .
Hasyiyah Al Jamal Ala Syarhi Min hajut Thulab Sulaiman Bin Umar Al Jamal Juz 2 Hal 36.
Keterangan : Makruh hukumnya berjalan diantara barisan-barisan jama’ah karena untuk meminta (mengedarkan) kotak amal atau mendekatkan air minum, serta membagikan kertas undangan dan memberikan sedekah kepada jama’ah. Karena yang demikian itu dapat melupakan (mengganggu) jama’ah dari berdzikir dan mendengarkan khutbah.
3. Bagaimana hukumnya sholat jum’at bagi wanita? Apakah wanita yang sudah melakukan sholat jum’at juga wajib melakukan sholat duhur?
مجموع شرح المهذب لابى زكريا محي الدين يحي شرف النووى : ج 4 ص 364.
(فرع) أذا أرادت المرأة حضور الجمعة فهو كحضورها لسائر الصلوات وقد ذكره المصنف في أول باب صلاة الجماعة وشرحناهه هناك وحاصله أنها إن كانت شابة أو عجوزا تشتهي كره حضورها وإلا فلا وهكذا صرح به هنا المتولي وغيره
Keterangan : Majmu’ syarh Muhadzab Syeh Abi Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syarof An Nawawi. Juz 4, Hal 364.
(Cabangan) Apabila seorang wanita menghendaki berjama’ah sholat jum’at (di masjid), maka hokum kehadliranya itu sama seperti kehadliranya seorang wanita ketika sholat-sholat yang lainnya (sholat fardlu dll). Pengarang (An Nawawi) telah memaparkannya dalam awalnya bab yang menjelaskan tentang sholat jama’ah. Dan saya telah menjabarkanya dengan luas dalam bab tersebut. Sedang kesimpulanya adalah : Sesungguhnya seseorang wanita muda atau wanita tua yang masih menarik perhatianterhadapseoranglaki-laki, maka kehadliranya itu hukumnyadimakruhkan, dan andai kata tidak menarik perhatian, maka hukumnya tidak makruh (boleh). Seperti yang dijelaskanoleh Al Mutawalli dan Ulamalainya.
بغبة المسترشدين لعبد الرحمن بن محمد بن حسين بن عمر باعلوى ص : 78
(مسألة): يجوز لمن لا تلزمه الجمعة كعبد ومسافر وامرأة أن يصلي الجمعة بدلاً عن الظهر وتجزئه، بل هي أفضل لأنها فرض أهل الكمال، ولا تجوز إعادتها ظهراً بعد حيث كملت شروطها
Bughyatul Mustarsyidin Abdurrohman bin Muhammad bin Husain bin Umar Ba ‘Alwy. Hal 78.
(Masalah) Bagi mereka yang tidak berkewajiban sholat jum’at seperti hamba sahaya, musafir, dan wanita, bagi nya diperbolehkan menjalankanya sholat jum’at sebagai ganti sholat dzuhurnya, dan sholatjum’atnya sudah bias mencukupinya, bahkan menjalankan sholat jum’at itul ebih baik, karena sholat jum’atadalah kewajiban yang dibebankan terhadap orang-orang yang sempurna (memenuhisyarat), daniatidak boleh mengulangi sholat jum’atnya dengan sholat dzuhur, setelah semua syarat-syaratnya terpenuhi secara sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar